9 Alasan Lengkap Mengapa Shin Tae-yong Dipecat dari Timnas Indonesia

1 month ago 39

Siapa sih yang nggak kenal Shin Tae-yong (STY)? Pelatih asal Korea Selatan ini awalnya dianggap sebagai penyelamat Timnas Indonesia, tapi sekarang malah harus angkat koper. Biar makin paham kenapa STY dipecat, yuk kita bahas 9 alasan lengkap yang bikin PSSI akhirnya memutuskan untuk mencari pelatih baru.

Ilustrasi Shin Tae-yong dan kontroversi pemecatannya oleh PSSI, menampilkan hasil buruk dan rencana baru untuk Timnas Indonesia.


1. Hasil Turnamen Kurang Memuaskan (Rating: 9/10)

Ekspektasi publik tinggi banget, apalagi setelah performa awal Timnas di bawah STY. Tapi, mimpi harus kandas saat kalah telak 3-0 dari Vietnam di perempat final Piala Asia 2024.

Komentar STY:
"Saya akui hasil ini mengecewakan, tapi ini adalah proses membangun tim kuat untuk masa depan."

Respons PSSI:
"Kami sangat menghargai perjuangan Coach Shin, tapi hasil akhir adalah kunci evaluasi."

Sumber: Kompas.com


2. Inkonsistensi Performa (Rating: 8/10)

Di laga persahabatan, Timnas sering bikin fans bangga. Tapi giliran di turnamen resmi seperti Piala AFF 2022, Timnas malah kalah 4-0 dari Thailand di semifinal.

Komentar STY:
"Sepak bola penuh kejutan. Kami sudah berusaha, tapi ada faktor non-teknis yang memengaruhi."

Komentar PSSI:
"Konsistensi itu penting banget buat meraih kepercayaan publik."

Sumber: CNN Indonesia


3. Ketegangan dengan Manajemen (Rating: 7/10)

Rumornya, STY sering beda pendapat dengan petinggi PSSI soal pemilihan pemain. Bahkan, ada kabar kalau STY nggak suka urusan teknis dicampuri.

Komentar STY:
"Saya butuh kontrol penuh karena saya bertanggung jawab atas performa tim di lapangan."

Komentar PSSI:
"Semua keputusan harus selaras dengan visi jangka panjang sepak bola nasional."

Sumber: DetikSport


4. Atmosfer Ruang Ganti Kurang Kondusif (Rating: 7/10)

Beberapa pemain, seperti Asnawi Mangkualam, merasa metode latihan STY terlalu keras. Hal ini bikin hubungan pelatih dan pemain kurang harmonis.

Komentar STY:
"Latihan keras adalah kunci mental juara."

Komentar Pemain:
"Kami paham metodenya, tapi perlu keseimbangan biar nggak overtraining."

Sumber: Bola.net


5. Minimnya Gelar Bergengsi (Rating: 9/10)

Selama STY melatih, prestasi terbaik hanya jadi runner-up di AFF Cup 2021 setelah kalah 4-0 dari Thailand di final.

Komentar STY:
"Saya fokus membangun fondasi jangka panjang."

Komentar PSSI:
"Publik ingin trofi, bukan sekadar proses."

Sumber: Goal.com

Read Entire Article